Tak pernah terpikirkan di benak Guru Ningsih sebelumnya bahwa ia akan menjadi seorang guru. Kuliah di jurusan non kependidikan, membuatnya tak ada niat berkecimpung di dunia pendidikan. Namun semua berubah, ketika ia diperhadapkan pada kondisi yang tak mudah. Ia dituntut mampu mendapatkan uang sendiri guna mencukupi biayai kuliah.

Keterbatasan fisik tak membuat Untung berkecil hati. Untung meski tanpa lengan tetap semangat mengajar. Ia merupakan seorang guru di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum Desa Batang-batang Daya, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

”JANGAN merasa aman di zona nyaman sehingga terus ada kreativitas membangun peradaban melalui pendidikan.”  Komitmen itu yang terus dipegang Mohammad Holis. Baginya, mengelola madrasah butuh pola kepemimpinan yang profesional. Tidak mudah untuk mewujudkan itu. Dibutuhkan kehadiran pemimpin kreatif, inovatif, dan rela berkorban demi memajukan pendidikan.

Pahriati, 35, yang mengabdi sebagai guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Kapuas merupakan sosok pengajar yang kreatif dan inovatif. Disebut demikian lantaran ia menerapkan metode belajar mengajar yang berbeda dari guru lainnya.

Kementerian Agama mengumumkan para pemenang Anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Berprestasi 2018.  Anugerah GTK Madrasah Berprestasi tersebut diserahkan oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Suyitno, dan Direktur KSKK A. Umar.

SEORANG guru di Madrasah Sanawiah Attaqwa 03, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Najib Yusuf, menciptakan aplikasi yang dapat mencegah para siswa mangkir sekolah. Selain itu, aplikasi benama Jetschool ini pun dapat memudahkan orangtua mengakses nilai dan kegiatan di sekolah.

Fitur News